Nama : Edwina Carolin Pietersz
Kelas : 2 KA 27
NPM : 12110254
Biografi Cleopatra VII
Philopator
Cleopatra VII Philopator ( Januari 69 SM – 12
Agustus 30 SM) adalah ratu Mesir kuno, anggota terakhir dinasti Ptolemeus.
Walaupun banyak ratu Mesir lain yang menggunakan namanya, dialah yang dikenal
dengan nama Cleopatra, dan semua pendahulunya yang bernama sama hampir
dilupakan orang.
Ia adalah penguasa Mesir bersama ayahnya Ptolemeus XII, saudara laki-laki
sekaligus suaminya: Ptolemeus XIII dan Ptolemeus XIV, dan akhirnya anaknya
Caesarion. Cleopatra berhasil mengatasi kudeta yang dirancang oleh pendukung
saudara laki-lakinya dengan bersekutu dengan Julius Caesar dan dilanjutkan Mark
Antony. Cleopatra memiliki 1 anak dari Julius Caesar dan 3 anak dari Mark
Antony (dua diantaranya adalah kembar).
Cleopatra bunuh diri sewaktu Augustus (Octavianus) naik tahta dan menyerang
Mesir, dengan cara memasukkan tangannya sendiri kedalam keranjang penuh ular
berbisa ( Asp / sejenis Cobra asal Afrika Utara). Kisah hidupnya sering
didramatisasikan dalam berbagai bentuk karya, termasuk "Antony and
Cleopatra" dari William Shakespeare dan beberapa film modern.
Cleopatra bertemu Caesar
Masa kecil
Sedikit yang diketahui tentang masa kecil Cleopatra, tetapi Cleopatra berdarah
Yunani, bukan keturunan Mesir. Ia dilahirkan pada awal tahun 69 Sm, anak ke-3
dari 6 orang dan lahir di kalangan Dinasti Ptolemaik Yunani. Ia mempunyai 2
orang kakak dan seorang adik perempuan serta dua adik laki-laki. Ia dilahirkan
dan dibesarkan di Alexandria yang merupakan kota terbesar dan termewah saat
itu.
Kerajaan dari ayah Cleopatra tidak aman akibat tekanan dan konflik dari luar
dan dalam perebutan kekuasaan, serta konflik dalam seperti Pemenrintahan
sentralisasi dan korupsi politik. Hal ini memimpin pemberontakan dan hilangnya
Siprus dan Cyrenaica yang menyebabkan masa kekuasaan Ptolemeus sebagai salah
satu yang paling mematikan di dinasti tersebut. Semasa kecil, Cleopatra telah
melihat persengketaan dalam keluarganya sendiri. Dikatakan bahwa ayahnya
selamat dari 2 usaha pembunuhan ketika seoragn pelayan menemukan ular berbisa
yang mematikan di tempat tidurnya dan pelayan yang mencicipi minuman anggur
tuannya yang selanjutnya pelayan tersebut meninggal.
Kakak perempuan tertuanya, Tryphaena kekaisaran Romawi akibat beban utang yang
terlalu tinggi, tetapi masih berharap agar Romawi tidak menaklukan Mesir.
Keadaan itu menyebabkan Ptolemeus XII diusir rakyat dari Alexandria yang
akhirnya melarikan diri ke Romawi. Pada tahun 58 Sm, ibunya, Cleopatra
VBerenice IV dengan bantuan gubernur Suriah Romawi, Aulus Gabinis selama
setahun hingga ibunya meninggal, lalu Berenice IV memerintah sendiri.
Ptolemeus XII menggulingkan anak perempuan tertuanya pada tahun 55 SM dan
menghukum mati anaknya, Berenice IV. Kakak perempuan Cleopatra lainnya,
Tryphaena mengambil tahta dan tidak lama kemudian ia meninggal yang menyisakan
Cleopatra dengan suaminya dan adiknya, Ptolemeus XII sebagai penerus tahta.
juga mencoba untuk meracuni Cleopatra sehingga ia mulai menggunakan juru cicip.
Ketika ia berusia belasan tahun, ia menyaksikan kejatuhan ayahnya sendiri dan
ayahnya menjadi boneka mengambil alih pemerintahan bersama anaknya, yang
dikuasai
Dari ayahnya, Ptolemeus XII, Cleopatra mengetahui akan kekuatan leluhurnya.
Leluhurnya telah melakukan penaklukan besar hampir 3 abad yang lalu.
Naik tahta
Ptolemeus XII meninggal pada bulan Maret tahun 51 Sm, membuat Cleopatra yang
saat itu berusia sekitar 18 tahun dan Ptolemeus XII yang berusia sekitar 12
tahun sebagai pemimpin gabungan. 3 tahun pertama kekuasaan mereka sulit karena
permasalahan ekonomi, kelaparan, banjir Sungai Nil dan konflik politik.
Walaupun Cleopatra menikahi adiknya, ia menunjukan bahwa ia tidak memiliki
keinginan untuk berbagi kekuasaan dengannya.
Diturunkan dari tahta
Pada bulan Agustus tahun 51 SM, relasi mereka rusak. Cleopatra menurunkan nama
Ptolemeus dari dokumen resmi dan wajahnya muncul sendiri di uang koin yang
berada diluar tradisi Ptolemaik yang menyatakan bahwa pemimpin wanita
dibawahkan oleh pemimpin laki-laki. Hal ini menghasilkan kelompok rahasia orang
yang tidak termasuk dalam istana, dipimpin oleh eunuch Pothinus, menurunkan
Cleopatra dari kekuasaan dan menjadikan Ptolemeus pemimpin pada tahun 48 Sm
(atau lebih awal, dan terdapat sebuah dekrit pada tahun 51 Sm dengan nama
Ptolemeus sendiri). Ia mencoba untuk melakukan pemberontakan disekitar
Pelusium, tapi ia terpaksa melarikan diri dari Mesir dengan adiknya yang
tersisa, Arsinoe.
Kembali Naik Tahta
Ketika Cleopatra pergi dari Mesir, Pompey melibatkan diri dalam perang saudara
Romawi. Pada musim gugur tahun 48 Sm, Pompey melarikan diri dari pasukan Julius
Caesar ke Alexandria, Pompey dibunuh oleh salah satu mantan opsirnya yang
sekarang bekerja untuk Ptolemaik. Ia dipenggal didepan istri dan anaknya, yang
berada di kapal yang baru saja ia turuni. Ptolemeus berpikir bahwa dengan ia
telah memerintahkan kematian Pompey untuk menyenangkan Julius Caesar. Hal ini
adalah kesalahan Ptolemeus yang besar. Ketika Caesar tiba di Mesir dua hari
kemudian, Ptolemeus memberikan kepala Pompey. Caesar yang melihat hal ini
sangat marah karena fakta bahwa walaupun ia musuh politik Caesar, Pompey adalah
konsul Roma dan duda dari anak Julis Caesar, Julia. Caesar menguasai ibukota
Mesir dan menjadikannya wasit dari klaim antara Ptolemeus dan Cleopatra. dan
mencari suaka. Ptolemeus saat itu berusia 15 tahun dan menunggu kedatangannya.
Pada tanggal 28 September 48 SM
Cleopatra mengambil kesempatan ini dan kembali ke istana dan bertemu dengan
Caesar. Dipercaya bahwa Caesar terpesona dengan langkahnya, dan Cleopatra
menjadi kekasihnya. 9 bulan setelah pertemuan pertama mereka, Cleopatra
melahirkan bayi. Pada saat ini, Caesar meninggalkan rencananya untuk
menggabungkan Mesir, dan mendukung klaim Cleopatra atas tahta. Setelah perang
saudara pendek, Ptolemeus XIII tenggelam di Sungai Nil dan Caesar mengembalikan
Cleopatra ke tahtanya, dengan adiknya yang lain Ptolemeus XIV sebagai wakil
pemimpin baru.
Hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar
Walaupun perbedaan umur Cleopatra dan Julius Caesar sebesar 30 tahun, Cleopatra
dan Caesar menjadi kekasih selama Caesar berada di Mesir tahun 48 SM sampai 47
SM. Mereka bertemu ketika Cleopatra berusia 21 tahun dan Caesar berusia 50
tahun. Pada tanggal 23 Juni 47 SM, Cleopatra melahirkanPtolemeus Caesar
(disebut "Caesarion" yang berarti "Caesar kecil").
Cleopatra mengklaim Caesar sebagai ayahnya dan berharap untuk menjadikan anak
itu sebagai ahli waris, tetapi Caesar menolak dan lebih memilih cucu lelakinya,
Octavian. Caesarion dimaksudkan untuk mewarisi Mesir dan Romawi, menyatukan
timur dan barat.
Cleopatra dan Caesarion mengunjungi Roma pada tahun 47 SM sampai tahun 41 SM
dan hadir ketika Caesar dibunuh pada tanggal 15 Maret 44 SM. Sebelum atau
sesudah pembunuhan, ia kembali ke Mesir. Ketika Ptolemeus XIV meninggal karena
kesehatannya memburuk, Cleopatra menjadikan Caesarion penerusnya. Untuk
menjaganya dan Caesarion, adiknya Arsinoe meninggal.
Hubungan Cleopatra dengan Mark Antony
Anthony dan Cleopatra, dibuat oleh Lawrence Alma-Tadema.
Pada tahun 42 SM. Mark Antony, salah satu orang yang berkuasa di Roma setelah
kematian Caesar, memanggil Cleopatra untuk bertemunya di Tarsus untuk menjawab
pertanyaan kesetiaannya. Cleopatra tiba dan memikat Antony yang menyebabkan
Anthony menghabiskan musim dingin tahun 41 SM -40SM dengannya di Alexandria.
Pada tanggal 25 Desember 40 SM, ia melahirkan 2 anak, Alexander Helios dan
Cleopatra Selene II.
Empat tahun kemudian, tahun 37 SM, Antony mengunjungi Alexandria sekali lagi
untuk berperang dengan Parthian. Ia memperbarui hubungannya dengan Cleopatra,
dan sejak saat itu Alexandria menjadi rumahnya. Ia menikahi Cleopatra menurut
ritus Mesir (surat dikutip di Suetonius mengusulkan ini), walaupun ia sedang
berada pada waktu menikahi Octavia Minor. Ia dan Cleopatra memiliki anak yang
bernama Ptolemeus Philadelphus.
Dengan donasi Alexandria pada tahun 34 SM, dan juga serangan Anthony atas
Armenia, Cleopatra dan Caesarion dimahkohtai sebagai wakil pemimpin Mesir dan
Siprus. Alexander Helios menjadi pemimpin Armenia, Media, dan Parthia;
Cleopatra Selene II menjadi pemimpin Cyrenaica dan Libya. Ptolemeus Philadelphus
menjadi penguasa Phoenicia, Suriah, dan Sisilia. Cleopatra juga mendapat gelar
"Ratu atas Raja".
Sikap Anthony dipandang buruk oleh Romawi dan Octavian meyakinkan senat untuk
berperang dengan Mesir. Pada tahun 31 SM, pasukan Anthony menghadapi serangan
armada Romawi di pantai Actium. Dengan terjadinya pertempuan Actium, Octavian
menyerang Mesir. Dengan tanpa pengungsi lain yang melarikan diri, Anthony
melakukan aksi bunuh diri dengan menusukan pedangnya pada tanggal12 Agustus 30
SM.
Kematian
Gambaran kematian Cleopatra oleh Reginald Arthur.
Mark Antony bunuh diri yang menyebabkan Cleopatra juga bunuh diri. Tidak
diketahui bagaimana ia meninggal, tetapi menurut legenda, ia mengambil
keputusan untuk bunuh diri setelah ia menyadari bahwa ia gagal mencapai
tujuannya. Ia meninggal akibat membiarkan dirinya digigit ular berbisa yang
diselipkan kedalam bakul berisi buah ara. Dalam detik terakhir kematiannya, ia
menyatakan takdirnya sebagai dewi.
Anak Cleopatra, Caesarion mengklaim sebagai pharaoh Mesir, tetapi Octavian
menang lebih dulu. Caesarion ditangkap dan dieksekusi, takdirnya dilaporkan
dikunci oleh perkataan terkenal Octavian: "Dua Caesar terlalu
banyak." Hal ini mengakhiri garis pharaoh Mesir. 3 anak dari Cleopatra dan
Antony diampuni dan dibawa kembali ke Roma dan mereka dirawat oleh istri
Anthony, Octavia Minor.
Pelayan Cleopatra, Iras and Charmion juga bunuh diri. Anak perempuan Anthony,
Octavia diampuni dan juga anaknya, Iullus Antonius. Anaknya yang tertua, Marcus
Antonius Antyllus, dibunuh ketika memohon untuk kehidupannya di Caesarium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar